Buat anak-anak warga KRT ZON 3A khasnya,
Allah telah merencanakan perjalanan hidup manusia penuh dengan dugaan,
cabaran dan kesukaran sebagai ujian kehidupan. Namun semua itu bukanlah menjadi
masalah kepada orang mukmin kerana di sisinya mempunyai senjata yang ampuh
iaitu doa. Oleh sebab itu Allah telah mewajibkan kita berdoa sekurang-kurang 17
kali sehari iaitu membaca “Tunjukkanlah kepada kami jalan yang lurus” dalam
solat sebagai panduan kepada orang mukmin.
Seorang pelajar yang beriman dan cemerlang hendaklah menjadikan doa
sebagai amalan sepanjang masa. Usaha dan ikhtiar tanpa doa adalah cacat. Cacat
kerana usahanya tiada pergantungan dan tawakkal kepada Allah. Dengan kata lain
usahanya tiada keberkatan.
Artikel kali ini akan dinyatakan perbincangan secara ringkas berkaitan
dengan doa berdasarkan sumber hadis-hadis yang sahih.
KENAPA KITA PERLU BERDOA?
1. Doa merupakan perintah dari Allah.
Banyak ayat-ayat Al Qur’an yang menyebutkan perintah untuk berdoa
kepadaNya .
Diantaranya, firman Allah :
“Dan Rabb kalian telah berfirman: “Hendaklah kamu berdoa kepadaKu,
nescaya akan Aku kabulkan bagi kamu.” (Ghafir: 60)
2. Doa adalah ibadah.
Berdoa kepada Allah merupakan perkara yang amat oleh Allah. Bahkan bila
ia semakin sering berdoa kepadaNya untuk meminta segala sesuatu yang ia
inginkan, semakin menambah kecintaan Allah kepadanya. Karena setiap doa yang
dipanjatkan, pada hakikatnya (doa) itu adalah ibadah. ( Riwayat Abu Dawud dan
al-Tirmizi)
3. Doa merupakan pembuka pintu-pintu rahmat dari Allah.
Doa merupakan pembuka pintu-pintu rahmat Allah yang sangat didambakan
oleh setiap hamba. Karena dengan rahmatNyalah kita mendapat hidayah Islam dan
Iman, serta mendapat pula maghfirah (keampunan) dari dosa-dosa yang telah kita
lakukan.
4. Doa merupakan akhlak orang-orang yang bertaqwa.
Allah telah mengisahkan tentang akhlaq para nabi yang selalu bersegera
untuk berdoa kepadaNya . Sebagaimana firmanNya (ertinya): “Sesungguhnya mereka
(para nabi) selalu segera melakukan kebaikan dan selalu berdoa kepada Kami
dalam keadaan penuh harap dan rasa takut, dan mereka adalah orang-orang yang
khusyu’ (di dalam beribadah/berdoa kepada Kami).” (Al Anbiya’: 90)
5. Doa menunjukkan kemurnian tawakkal kepada Allah .
Rahsia dan hakikat tawakkal kepada Allah adalah menyandarkan hati
sepenuhnya kepada Allah . Manakala ia berdoa dengan penuh harap dan rasa takut
hanya kepada Allah menunjukkan kemurnian tawakkalnya kepadaNya. Dan sekaligus
doa itu sendiri pun merupakan salah satu sebab terbesar tercapainya apa yang ia
inginkan. Perhatikanlah firman Allah (ertinya): “Maka beribadahlah kalian
kepada Allah dan bertawakkallah kepadaNya.” (Hud: 123)
6. Setiap doa mendapat jaminan daripada Allah selama tidak
tergesa-gesa.
Rasulullah bersabda:
“Tidaklah seorang muslim berdoa dengan sesuatu yang bukan untuk suatu dosa
atau memutuskan silaturahim melainkan pasti Allah akan memberikan salah satu
dari tiga hal; disegerakan baginya pengabulannya, disimpan baginya di akhirat,
atau dihindarkan darinya keburukan yang semisal dengannya.” (Shahih Al Adabul
Mufrad no. 547, dari sahabat Abu Sa’id Al Khudri )
APAKAH AKIBAT TIDAK BERDOA?
1. Enggan dan lalai daripada berdoa adalah tanda kesombongan
Firman Allah (ertinya): “Dan Rabb kalian telah berfirman: “Berdoalah
kalian kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan bagi kalian, sesungguhnya
orang-orang yang menyombongkan dirinya dari beribadah (berdoa) kepada-Ku akan
masuk jahannam dalam keadaan hina.” (Ghafir: 60)
2. Enggan dan lalai dari berdoa kepada Allah tanda kelemahan pada diri.
Rasulullah bersabda:
“Manusia yang paling lemah adalah orang yang paling lemah untuk berdoa
dan manusia yang paling bakhil adalah orang yang bakhil dalam mengucapkan
salam.” (H.R. Ibnu Hibban, lihat Ash Shahihah no. 154)
3. Enggan dan lalai dari doa akan mendapatkan murka dari Allah.
Rasulullah bersabda:
“Barangsiapa yang tidak mau berdoa (dalam riwayat lain: tidak mau
meminta) kepada Allah subahanahu, niscaya Allah memurkainya.” (H.R. At Tirmidzi
no. 3372, Ibnu Majah no. 3827 dari sahabat Abu Hurairah , lihat Ash Shahihah
no. 3654)
APAKAH SYARAT-SYARAT DOA?
1. Meyakini bahwa hanyalah Allah saja yang mampu mengabulkannya
Allah berfirman (ertinya):
“Dan siapakah yang mampu mengabulkan doa orang yang kesulitan dan
menghilangkan kesusahan bila ia berdoa kepadaNya ?” (An Naml: 62)
2. Mengikhlaskan doa hanya kepadaNya
Allah berfirman (ertinya): “Dan berdoalah kepada Allah dengan
mengikhlaskan ibadah (doa) kepadaNya.” (Al A’raf: 29)
3. Berdoa untuk kebaikan dan tidak tergesa-gesa agar dimakbulkan.
4. Bersangka baik kepada Allah
Rasulullah bersabda:
“Allah berfirman (ertinya): “Aku menyikapi (hamba-Ku) berdasarkan
prasangka dia kepada-Ku. Dan Aku bersamanya selama dia mengingat-Ku.” (HR. Al
Bukhari no. 7405 dan Muslim no. 2675)
4. Menjauhi perkara-perkara yang haram
Maksud firman Allah :
“Allah hanya menerima dari orang-orang yang bertaqwa.” (Al Maidah: 24)
Dari Abu Hurairah meriwayatkan hadits dari Rasulullah , beliau bersabda
(ertinya): “Sesungguhnya Allah tidak menerima kecuali yang baik. Lalu beliau
menyebutkan seseorang yang lama bermusafir, rambutnya kusut, berdebu, kemudian
ia menadahkan kedua tangannya seraya berdoa, wahai Rabbi, wahai Rabbi. Tetapi
makanan, minuman, dan pakaiannya berasal dari yang haram, maka bagaimana
mungkin akan dikabulkan doanya?.” (HR. Muslim no. 105)
5. Tidak melalaikan perkara-perkara yang wajib
Sesungguhnya menyempurnakan ibadah yang wajib dan ibadah yang sunat
adalah wasilah (perantara) terbesar untuk dikabulkannya doa. Sebaliknya
meninggalkan ibadah-ibadah yang wajib itu sebagai penghalang terbesar doa tidak
diterima.
APAKAH ADAB-ADAB BERDOA?
1. Memuji Allah dan bershalawat kepada Nabi
2. Bertawassul dengan Al Asmaul Husna
Sebagai contohnya: Ya Razzaq (Wahai Yang Maha Pemberi rizqi)
berikanlah/lapangkanlah kepadaku rizqi, Ya Ghaffar (Wahai Yang Maha Pengampun)
ampunilah aku, Ya Rahim (Wahai Yang Maha Pemberi rahmat) limpahkanlah kepadaku
rahmatMu.
3. Mengakui dosa dan kesalahan
Allah berfirman (ertinya):
“Wahai Rabb-kami, kami adalah orang-orang yang berbuat zhalim pada
diri-diri kami, kalau sekiranya Engkau tidak mengampuni (dosa-dosa) dan
merahmati kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi.” (Al A’raf: 23)
4. Khusyuk dan menghadirkan hati
Allah berfirman (ertinya): “Sesungguhnya mereka (para nabi) selalu
bersegera di dalam kebaikan, dan selalu bersegera berdoa dengan penuh harap dan
cemas, serta mereka (berdoa) dalam keadaan khusyuk.” (Al Anbiya’: 90)
5. Yakin dan bersungguh-sungguh dalam berdoa
Rasulullah bersabda:
“Janganlah salah seorang di antara kalian mengatakan: “Ya, Allah
ampunilah aku jika engkau kehendaki, rahmatilah aku jika Engkau kehendaki. Tetapi
hendak dia mantap (bersungguh-sungguh) di dalam memohon, sesungguhnya Allah
tidak ada yang memaksanya.” (HR. Al Bukhari no. 6339 dan Muslim no. 2678)
6. Mengangkat kedua tangannya
Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya Rabb-kalian تَبَارَكَ
وَ تَعَالَى adalah Dzat Maha
Pemalu dan Maha Pengasih, Dia malu kepada hambanya yang menadahkan kedua tangan
kepadaNya, lalu Dia mengembalikan kedua tangannya tanpa apa-apa.” (HR. Abu
Dawud no. 1488)
7. Berwudhu’ sebelum berdoa
Berdasarkan hadits Abu Musa Al Asy’ari ketika Nabi selesai dari perang
Hunain. Abu Musa berkata: “Beliau meminta air lalu berwudhu’, kemudian beliau
menadahkan kedua tangannya seraya berdoa: “Ya Allah, ampunilah Ubaid bin Amir!
Dan aku dapat melihat putihnya kedua ketiak beliau (saat beliau mengangkat
kedua tangannya).” (HR. Al Bukhari no. 4323 dan Muslim no. 2498)
8. Berdoa pada setiap keadaan
Iaitu berdoa di saat lapang atau susah, suka ataupun duka. Biasanya,
seseorang itu cenderung sungguh-sungguh dan memperbanyak doa ketika ditimpa
kesulitan dan kesusahan, namun bila ia dalam keadaan lapang,dia kembali lalai
dan kurang sungguh-sungguh dalam berdoa. Hal ini tidak sepatutnya, karena Allah
akan lebih mengabulkan doa seorang hamba di saat sulit dan susah bila ia
memperbanyak doa di saat lapang.
9. Mendoakan kebaikan untuk saudara-saudaranya yang beriman
Di dalam berdoa, di samping untuk dirinya sendiri, maka jangan lupa
mendoakan saudaranya yang seiman. Allah berfirman (ertinya):
“Mohonlah ampun bagi dosamu, dan bagi dosa-dosa orang-orang mukminin
dan mukminat.” (Muhammad: 19)
Rasulullah bersabda:
“Tidaklah seorang muslim yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya tanpa
sepengetahuannya, kecuali Malaikat akan berkata: “Dan semoga engkau akan
mendapatkan semisal doamu itu.” (HR. Muslim no. 2732)
BILAKAH WAKTU TERBAIK UNTUK BERDOA?
1. Malam Lailatul Qadar.
2. Pertengahan malam dan di waktu sahur ( sebelum subuh )
4. Antara azan dan iqamah. (Lihat HR. Abu Dawud no. 521, At Tirmidzi
no. 2121, Ahmad 3/155, Shahihul Jami’ no. 3408, dari Anas bin Malik )
5. Pada hari Jumaat (terutama setelah shalat Ashar). (Lihat HR Al
Bukhari no. 953 dan Muslim no. 852)
6. Pada bulan Ramadan. (Lihat HR. Al Bazzar no. 926, Shahih At Targhib
wat Tarhib 1/419)
7. Pada hari Arafah. (Lihat HR. At Tirmidzi no. 3585, Shahihul Jami’
no. 3274)
8. Ketika bermusafir. (Lihat Shahih Al Adabul Mufrad no. 372)
9. Ketika puasa. (Lihat HR. Shahihul Jami’ no. 2032 dan Ash Shahihah
no. 1797)
10. Doa orang tua untuk kebaikan anaknya. (Lihat H.R. Al Baihaqi 3/485,
Jami’ush Shahih no. 2032, dan Ash Shahihah no. 1797)
11. Doa anak untuk kebaikan orang tuanya. (lihat H.R. Muslim no. 1631,
dari Abu Hurairah )
12. Doa di sisi orang yang sakit. (Lihat H.R. Muslim no. 919, dari Ummu
Salamah)
13. Ketika sujud dan sebelum salam
(Lihat HR. Muslim no. 482)
14. Doa ketika hujan mula turun
Semoga huraian yang ringkas ini dapat dijadikan panduan oleh sesiapa
sahaja terutama para pelajar dalam mendapat kecemerlangan dalam pelajaran.
Jadikan doa sebagai ‘teman setia’ anda sepanjang masa. Amatlah rugi seseorang
yang tidak berdoa pada hal Allah berjanji akan memakbulkan doa sesiapa yang
memohon kepadaNya.
WALLAHU TA’ALA A’LAM
No comments:
Post a Comment